news.detik - Jakarta - Banyak kritikan yang ditujukan pada Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) karena gaya bicaranya yang ceplas ceplos dan terkadang kasar. Saat Ahok membeberkan dana siluman di DPRD DKI, Ahok tak segan-segan mengatakan anggota DPRD DKI koruptor. Anggota DPRD DKI bereaksi keras dengan menilai ucapan Ahok tak beretika melihat jabatannya sebagai pejabat negara. Namun, bukannya mendapat dukungan masyarakat, anggota DPRD justru mendapat cemooh. Ahok pun didukung masyarakat dan didesak untuk membeberkan siapa oknum DPRD yang mengkorupsi uang rakyat. Seperti Minggu (8/3/2015), dukungan untuk Ahok kembali digalang @temanAhok di area Car? Free Day Jakarta. Mereka mengajak warga yang sedang CFD untuk mengisi petisi untuk mendesak agar dugaan korupsi pada APBD DKI diusut tuntas. Di antara rombongan pendukung Ahok, ada 3 orang seniman yang menggantungkan poster bergambar tikus yang selama ini dijadikan lambang para koruptor. "Gambar ini memperlihatkan koruptor-?koruptor yang ada di DPRD yang mencuri uang rakyat," kata salah seorang seniman bernama Hardi di depan pos polisi Bundaran HI Jakarta. Hardi bersama 2 orang temannya menggantung poster bergambar tikus di lehernya sebagai aksi dukungan untuk Ahok. Di gambar yang digantung Hardi nampak gambar tikus berstelan jas sambil memegang kantong bertuliskan Rp 12,1 T yang selama ini disebut Ahok sebagai dana siluman APBD 2014. Teman Hardi, Odji melukiskan pemberantasan korupsi dengan gambar tikus yang mengenakan baju bergaris-garis hitam putih, memegang kantong uang Rp 12 T tapi leher dan kakinya diikat rantai besi "Setelah reformasi, hampir semua DPRD begitu (berpotensi koruptor). Sudah berapa banyak duit rakyat yang diambil itu. Ahok memang kasar tapi nggak mencuri. Mending kasar tapi nggak nyolong. Makanya saya menggambarkan tikus yang ditangkap. Kita harus menangkap mereka. Mereka maling," kata Odji. Soal ucapan kasar Ahok yang dikritik, baik Hardi dan Odjie sepakat bahwa itu tak sesuai dengan budaya timur orang Indonesia. Tetapi menurut Hardi, kerasnya Ahok saat ini akan menjadi legenda sendiri sama seperti mantan Gubernur DKI Ali Sadikin yang dikenal sering menampar anak buahnya namun berhasil membangun Jakarta. "?Kasarnya dia memang susah diterima budaya kita. Tapi ini keras untuk mewaraskan. Dulu juga Pak Ali Sadikin suka menampar orang dan sekarang dia jadi legenda," ucapnya. Menurut Hardi, perlahan tapi pasti, Ahok akan mengurangi ucapan kasarnya dan masyarakat Jakarta akan terbiasa. Menurutnya, masyarakat harus melihat pada kinerja Ahok dan tak banyak memperdebatkan etika komunikasi politik mantan bupati Belitung Timur itu. "Ini perubahan yang sementara," ucap pelukis bertema sosial ini.
Minggu, 08 Maret 2015
Seniman: Ahok Memang Kasar tapi Tak Mencuri
Disclaimer: Gambar dan video artikel pada website ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
EmoticonEmoticon